Tidak heran bila Louis van Gaal
dan Manchester United tetap bersabar menunggu membaiknya performa Wayne Rooney.
Setelah memberikannya kontrak jangka panjang yang berlaku sampai tahun 2019.
Dengan kontrak tersebut, berarti
mereka berhutang 45 juta Pounds gaji padanya, jumlah fantastis yang tidak akan
diladeni oleh klub manapun.
Keputusan wakil CEO, Ed Woodward
pada bulan Februari 2014 lalu untuk memberikan Rooney, yang waktu itu berusia
28 tahun, kontrak berdurasi 5 setengah tahun yang bernilai sekitar 250.000
Pounds per pekan merupakan perjudian saat itu karena tidak sejalan dengan
kebijakan klub sekarang terhadap pemain berusia senja.
Namun, United pada saat tersebut tidak
bermain bagus dibawah arahan David Moyes dan pihak klub memerlukan tambahan
motivasi setelah dikaitkan dengan kepulangan Cristiano Ronaldo.
Pada waktu itu Rooney tengah
dalam performa cukup bagus dan sempat menarik minat Chelsea. Tapi sekarang
Wazza tengah dalam krisis kepercayaan diri setelah menurunnya performa dan
kemampuan mencetak golnya, durasi kontrak itu terlihat seperti vonis kurungan
penjara.
Ketika Sir Alex Ferguson mampu
menyingkirkan David Beckham, Roy Keane dan Ruud van Nistelrooy ketika mereka
telah melewati masa kejayaannya, Van Gaal harus terjebak dengan Rooney.
Dari sisi gaji Rooney saja, pihak
klub sudah merasa keberatan untuk melego sang pemain, dan itu masih belum dihitung
dengan biaya transfer.
Tidak heran bila Van Gaal hanya
memiliki sedikit pilihan selain terus mendukung kepercayaan diri sang pemain
dan berharap dia masih memiliki niat untuk menjadi Rooney yang seperti dulu
dilapangan.
Sementara itu, tidak banyak
tanda-tanda yang menunjukkan pada usia ke 30, Rooney masih memiliki kemampuan
teknis untuk bermain di posisi rawan didepan ataupun membaca permainan
didepannya dengan umpan-umpan akurat.
Melihat caranya yang mencoba
untuk mengejar bola terobosan dari Anthony Martial dan usaha mengelabui kiper
Wayne Hennessey ketika melawan Crystal Palace Sabtu lalu, sangatlah menyedihkan
untuk disaksikan bagi pihak yang pernah mengidolakannya sebagai pemain terbaik
digenerasinya.
No comments
Post a Comment